Satu Hari Mengubah Semua
Satu tahun berlalu
Bulan mei tahun 2018
Tepat satu bulan setelah postingan terakhirku.
Hari ini nafasku mulai normal, tidak sesak, sudah bisa nerima.
Perkenankan aku bercerita di blog ini.
12 Mei 2018
Beberapa hari belakang, Bapak di Opname, Bapak memang memiliki riwayat penyakit diabetes.
Bapak dirawat di RS Dr. Suyoto Bintaro, rutinitasku pulang kerja dari Menteng aku balik ke rumah di Depok lalu ke RS hanya untuk melihat Bapak dan ngobrol sebentar lalu pulang lagi untuk besok kerja.
Hari itu, hari sabtu, hari dimana Bapak diizinkan untuk pulang ke rumah pasca Operasi di kakinya. Alhamdulillah. Ashar sampai di rumah, Magrib Bapak merasa sesak, lalu Isya Bapak menghelakan nafas terakhirnya. Ya, Bapak yang membesarkan aku, Bapak yang selalu marah-marah dan berantem sama aku, meninggalkan aku, mama, dan keluarga. Innalillahi wa inna ilaihi rodjiun. Ya Allah...hatiku hancur. Pedih sekali. Aku merasa aku belum siap untuk ditinggalkan Bapak. Aku masih harus berjuang membahagiakan Bapak dan Mama. Hari itu hancur sekali perasaanku, air mata terus mengalir, tidak menyangka secepat itu Bapak pergi dari aku untuk selama-lamanya.
24 Maret 2020
Hari ini aku berniat untuk menulis lagi di blog, dan ada satu draft yang tersimpan lalu ku baca lagi.
Oh ternyata mengenai Bapak..
Rasanya hari itu, saat menulis, aku tidak kuasa untuk melanjutkannya lagi.
Hari ini, akan aku posting tulisan ini.
Hari ini keadaan dirumah tenang-tenang saja, Alhamdulillah masih ada waktu aku bersama mama dan keluarga untuk dirumah saja karena kami sedang dikarantina untuk tidak keluar rumah dan bekerja dirumah saja karena wabah Covid-19.
Blog ini akan menjadi saksi hidupku.
Walaupun mugkin nantinya aku lupa cerita-cerita apa saja yang terjadi di hidupku.
Salam,
Deta.
Bulan mei tahun 2018
Tepat satu bulan setelah postingan terakhirku.
Hari ini nafasku mulai normal, tidak sesak, sudah bisa nerima.
Perkenankan aku bercerita di blog ini.
12 Mei 2018
Beberapa hari belakang, Bapak di Opname, Bapak memang memiliki riwayat penyakit diabetes.
Bapak dirawat di RS Dr. Suyoto Bintaro, rutinitasku pulang kerja dari Menteng aku balik ke rumah di Depok lalu ke RS hanya untuk melihat Bapak dan ngobrol sebentar lalu pulang lagi untuk besok kerja.
Hari itu, hari sabtu, hari dimana Bapak diizinkan untuk pulang ke rumah pasca Operasi di kakinya. Alhamdulillah. Ashar sampai di rumah, Magrib Bapak merasa sesak, lalu Isya Bapak menghelakan nafas terakhirnya. Ya, Bapak yang membesarkan aku, Bapak yang selalu marah-marah dan berantem sama aku, meninggalkan aku, mama, dan keluarga. Innalillahi wa inna ilaihi rodjiun. Ya Allah...hatiku hancur. Pedih sekali. Aku merasa aku belum siap untuk ditinggalkan Bapak. Aku masih harus berjuang membahagiakan Bapak dan Mama. Hari itu hancur sekali perasaanku, air mata terus mengalir, tidak menyangka secepat itu Bapak pergi dari aku untuk selama-lamanya.
24 Maret 2020
Hari ini aku berniat untuk menulis lagi di blog, dan ada satu draft yang tersimpan lalu ku baca lagi.
Oh ternyata mengenai Bapak..
Rasanya hari itu, saat menulis, aku tidak kuasa untuk melanjutkannya lagi.
Hari ini, akan aku posting tulisan ini.
Hari ini keadaan dirumah tenang-tenang saja, Alhamdulillah masih ada waktu aku bersama mama dan keluarga untuk dirumah saja karena kami sedang dikarantina untuk tidak keluar rumah dan bekerja dirumah saja karena wabah Covid-19.
Blog ini akan menjadi saksi hidupku.
Walaupun mugkin nantinya aku lupa cerita-cerita apa saja yang terjadi di hidupku.
Salam,
Deta.
Komentar
Posting Komentar